BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Setiap peserta didik berhak mendapatkan perlakuan yang sesuai bakat,
minat dan kemampuan yang dimiliki. Begitu juga pada peserta didik anak
berkebutuhan khusus, mereka perlu mendapat layanan pendidikan dan rehabilitasi
yang dibantu pihak Medik, Sosial, Pendidikan dan keterampilan yang
terkoordinasi dalam upaya melatih kemampuan fungsionalnya setinggi mungkin.
Anak berkebutuhan khusus, dalam hal ini anak autis yang mengalami
berbagai hambatan perlu disiapkan, dididik sehingga ia bisa menjadi mandiri dan
mampu mengahadapi kehidupan sehari-hari dan menyelesaikan problema-problemanya
secara mandiri berkat pendidikan.
Upaya untuk mendapatkan kemampuan-kemampuan yang dimaksud disebut
rehabilitasi. Guru Pendidikan Luar Biasa yang professional tidak hanya dituntut
dapat mengajar anak berkebutuhan khusus tetapi juga harus dapat melaksanakan
program- program rehabilitasi. Oleh karena itulah makalah tentang pola layanan
rehabilitasi dan hasil observasi di SD Bhakti Wiyata yang menerapkan pendidikan
dan rehabilitasi kami anggap penting dan perlu dibahas.
1.2
Rumusan masalah
1.
Apa saja jenis-jenis dari rehabilitasi itu?
2.
Program apa saja yang ada didalam pelaksanaan
rehabilitasi
3.
Siapa saja yang turut serta dalam pelaksanaan
rehabilitasi?
4.
Bagaimana hasil observasi yang dilakukan di SD Bhakti
Wiayata?
1.3 Tujuan
Dengan adanya makalah ini diharapkan kita, mahasiswa PLB
pada khususnya dan seluruh guru pendidikan luar biasa pada umumnya dapat
mengetahui jenis-jenis rehabilitasi, program-program rehabilitasi, dan
tenaga-tenaga yang ikut turut serta dalam pelaksaan rehabilitasi. Dan pada akhirnya dapat benar-benar menjadi guru yang professional
yang mampu mencetak anak berkebutuhan khusus menjadi pribadi yang mandiri dan
bermanfaat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Jenis-jenis
rehabilitasi
Rehabilitasi terdiri dari tiga jenis dimana satu sama lainnya
berkaitan erat dalam menangani suatu
kasus
1.
Rehabilitasi
Medis ( Medical Rehabilition )
menurut
M. Minn ( Ahmad Tohamuslim 1985:3 ) Rehabilitasi medis adalah lapangan specialisasi
ilmu kedokteran baru, berhubungan dengan penanganan secara menyeluruh dari
pasien yang mengalami gangguan fungsi/cedera, kehilangan fungsi/disability,
yang berasal dari susunan otot-tulang, susunan otot syaraf, susunan jantung dan
paru-paru, serta gangguan mental, sosial dan kekaryaan yang menyertai kelainan
tersebut.
Tujuan rehabilitasi medis( Ahmad
tohamuslim 1985:7 )Mempunyai tujuan yaitu:
ü
Jangka pendek
Pasen segera keluar dari tempat tidur dapat berjalan tanpa atau
dengan alat paling tidak mampu memelihara diri sendiri.
ü Jangka
panjang
Psen dapat hidup kembali ditengah masyarakat, paling tidak mampu
memelihara diri sendiri, ideal dan dapat dan kembali kepada kegiyatan kehidupan
semula paling tidak mendekatinya.
2.
Rehabilitasi
Karya ( Vocational Rehabilitation )
Organisasi perburuhan internasional
rokamdasi nomor 99 tahun 1955 tentang rehabilitasi vocasional untuk penyandang
cacat ( Depneker 1981:14 ), memberikan definisi sebagai berikut:
Istilah
rehabilitasi vokasional berarti bagian dari suatu proses rehabilitasi secara
berkesinambungan dan terkoordinasikan yang
menyangkut pengadaan pelayanan pelayanan dibidang jabatan seperti
bimbingan jabatan, latihan kerja, penempatan yang selectif, adalah diadakan
guna memungkinkan para penderita kebutuhan memperoleh kepastian dan mendapatkan
pekerjaan yang layak.
Dari definisi tersebut maka kegiatan dalam rehabilitasi vocasional
meliputi:
Pertama
Kegiatan evaluasi, baik medis, personal, sosial maupun vocasional, dengan
melalui berbagai teknik dan oleh para ahli yang berwewenang, dan menggunakan data dari
berbagai sumber yang ada.
Kedua
bimbingan vocasional, ialah membantu individu untuk mengenal dirinya, memahami
dirinya, memahami dirinya dan menerima dirinya agar dapat menemukan atau
memiliki pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dan keadaan yang sebenarnya.
Adapun pelayanan-pelayanan yang
dapat diberikan dalam bimbingan-bimbingan
rehabilitasi vocasional seperti:
·
Bimbingan dan
Konseling yang merupakan proses kontinu selama program keseluruhan diberikan.
·
Pelayanan
pemulihan, pemugaran, fisik, mental, psikologis, dan emosional.
·
Pelayanan
membaca, pelayanan oreintasi dan mobilitasi bagi tunanetra dan banyak lagi
pelayanana n yang dapat diberikan dalam kegiatan bimbingan rehabilitasi
vocasional ini.
·
Pelayanan
kepada keluarga, karena hal ini perlu untuk pencapaian penyesuaian terhadap
rehabilitasi yang diberikan kepada
penderita atau kelien
·
Pelayanan
pemulihan, pemugara, fisik, mental, psikologis, dan emosional
·
Pelayanan
penterjemah. interpreter untuk tunarungu
·
Sebelum latihan
kerja ataupun memberikan bekal ketrampilan tenaga rehabilitasi, intruktur,
bersama-sama dengan klien dan juga orangtua, wali, atau keluarga lain
menyesuaikan program rehabilitasi atas tujuan vokasional.
Ketiga latihan
kerja setelah dilakukan evaluasi dan pemberian informasi melalui bimbingan
tentang dirinya dan lapangan pekerjaan yang sesuai untuknya.
Keempat penempatan
kerja dan follow up setelah mendapat latihan kerja dan individu sudah memiliki
ketrampilan bekerja, maka individu dibantu untuk mendapatkan tempat untuk
bekerja baik sebagai karyawan pemerintah maupun sebagai karyawan
perusahaan/swasta, Atau kembalikemasyarakat dengan berusahasendiri.
3.
Rehabilitasi
Sosial ( Social Rehabilitation )
Rehabilitasi
Sosial merupakan bagian dari proses rehabilitasi penderita hambatan yang
berusaha untuk menghilangkan atau setidaknya mengurangi semaksimal mungkin
pengaruh negatif yang disebabkan kehambatannya, sehingga penderita dapat aktif
dalam kehidupan dimasyarakat.
Tujuan
rehabilitasi sosial adalah segala upaya untuk:
· Memulihkan kembali rasa harga diri, percaya diri, kesadaarn serta
tanggung jawab terhaap masa depan diri, keluarga maupun masyarakat atau
lingkungan sosialnya.
· Memulihkan kembali kemauan dan kemampuan untuk dapat melaksanakan
fungsi sosialnya secara wajar.
Untuk tercapainya tujuan tersebut, maka kegiatan yang dilakukan
adalah sebagai berikut:
· Pencegahan
Mencegah
timbulnya masalah sosial penyandang cacat, baik masalah itu datang dari
penyandang cacat itu sendiri, maupun masalah yang datang dari lingkungannya
· Tahap rehabilitasi
Rehabilitasi
diberikan melalui bimbingan sosial dan pembinaan mental, bimbingan ketrampilan.
· Resosialisasi
Resosialisasi ini bertujuan untuk menyiapkan penyandang cacat agar
mampu berintegrasi dalam kehidupan masyarakat
· Pembinaan tidak lanjut
Pembinaan tindak lanjut ini diberikan agar keberhasilan klien dalam
proses rehabilitasi dan telah disalurkan dapat lebih dimantapkan, dari
pembinaan tidak lanjut ini npula diketahui apakah klien dapat menyesuaikan diri
dan dapat diterima di masyarakat.
2.2
Program-program
rehabilitasi
Program rehabilitasi disusun atau dibuat berdasarkan tujuan yang
hendak dicapai dalam suatu rehabilitasi. Dalam menyusun program yang tak boleh
dilupakan adalah mengikut sertakan klien dan kluarga klien. Karena klien lah
yang akan menjalankan rehabilitasi dank lien lah yang akan mengambil manfaat
dari program rehabilitasi yang disusun dan direncanakan tersebut. Sehingga
rehabilitasi yang bersifat pencegahan, pengembangan, dan perubahan-perubahan
sosial yang terarah dan terencana dengan sasaran utama adalah potensi dan
sumber-sumber kesejahteraan sosial serta keluarga dan lingkungan sosial.
Pada dasarnya program rehabilitasi adalah semua proses dalam
kegiatan rehabilitasi yang saling berkaitan mulai dari kegiatan administrasi,
ketenagaan, proses rehabilitasi dan penyaluran, kesemuanya diarahkan kepada
untuk membantu klien dalam usaha mencapai kesejahteraan baik lahiriah maupun
rohaniah yang setinggi-tingginya.
Program
rehabilitasi itu sendiri antara lain adalah sebagai berikut:
1.
Program Therapi
Fisik
·
Kegiatannya:
a. evaluasi kemampuan gerak seperti duduk
merangkak, berdiri, berjalan menggerakkan anggota tubuh.
b. latihan : reedukasi motorik,
berjalan, menggunakan alat-alat bantu seperti
menggunakan tongkat, kruk, kursi roda.
·
Tujuannya:
mengembangkan kekuatan, koordinasi, keseimbangan dan belajar menggunakan
alat-alat bantu.
2.
Program Therapi
Okupasional
Program ini memusatkan pada latihan aktivitas kehidupan sehari-hari
(ADL) seperti makan, mandi, berpakaian, bersolek dilakukan sendiri.
Kegiatannya: aktivitas-aktivitas ini membutuhkan latihan keluesan
dan mrnggunakan alat-alat bantu tujuannya: mengembangkan kemandiriannya dalam
kehidupan sehari-hari semaksimal mungkin.
3.
Program Rekreasi
Program rekreasi ini dapat juga dalam therapy bermain, dimana
penyembuhan melalui permainan yang sesuai dengan kelainannya, dan program
rekreasi ini sebagai sarana maupun
sasaran perubahan tingkah laku yang sifatnya menyembuhkan.
·
Kegiatannya:
permainan yang dilakukan dalam ruangan maupun diluar ruangan, berdarmawisata,
permainan kelompok, menyanyi dan camping.
·
Tujuannya:
sosialisasi dan mengembangkan pengalaman perilaku.
4.
Program
Vokasional
·
Kegiatannya:
program pra-vokasional dalam keterampilan dasar, evaluasi vokasional terhadap
dunia kerja, shalterd workshop, penempatan intrensif dalam perusahaan
dankegiatan lain yang menunjang untuk mendapatkan penghasilan setelah selesai
menjalankan program rehabilitasi.
·
Tujuannya:
mempersiapkan penyandang cacat untuk mencapaipenampilan diri yang bermanfaat,
atau mempersiapkan para penyandang cacat menjadi individu yang produktif,
bekerja di shelterd workshop atau dimasyarakat.
5.
Program Bicara
dan Pendengaran
·
Kegiatannya:
evaluasi mekanisme bicara, pola bicara, kemamouan berbahasa, tes audiometer
untuk mengetahui ketajaman pendengaran, referral untuk alat bantu dengar,
terapi bicara, latihan dalam komunikasi non verbal, mengembangkan kemampuan
komunikasi verbal, latihan pendengaran.
·
Tujuan :
treatmen gangguan bicara dan pendengaran dan mengembangkan keterampilan
komunikasi.
6.
Program
Psikologis
·
Kegiatannya:
ü Evaluasi tingkatan kecerdasan, perkembangan kepribadian dan
attitude-attitude umum.
ü Assessment kemampuan latihan dan kemampuan pendidikan.
ü Konseling dan therapy jangka pendek untuk problem-problem emosi.
ü Identifikasi kesulitan belajar, partisipasi dalam perencanaan
pendidikan, program sosial dan vokasional.
ü Bimbingan dan penyuluhan kepada orang tua.
·
Tujuannya:
menentukan kemampuan dan kebutuhan individual, memberikan konseling dan
psikotherapi.
7.
Program
Pelayanan Sosial
·
Kegiatannya:
ü Aplikasi pendekatan case-work untuk mengetahui lingkup keluarga,
interpersonal relationship antara kedua org tua.
ü Interview berkala dengan orang tuauntuk mngetahui dan mendapatkan
kerja sama dalam membantu dan mengetahui kebutuhan klien.
ü Diskusi kelompok antara orang tua untuk mendapatkan saling
pengertian, menurunkan pikiran dan saling bantu membantu dalam menghadapi
masalah.
ü Merencanakan penggunaan sumber dari masyarakat (misalnya dari lembaga
sosial lain, bantuan pemerintah dan penempatan tinggal).
·
Tujuannya:
mendorong partisipasi orang tua dan membantu mengatasi problem pribadi maupun
problem sosial.
8.
Program
Pendidikan dan Latihan
·
Kegiatannya:
penyelenggaraan sekolah mulai TK sampai tingkat lanjutan, sampai program
kasiapan sekolah, kelas-kelas pendidikan khusus. Bagi yang sudah menginjak masa
remaja diberikan pelajaran berumah tangga, pendidikan seks.
·
Tujuannya:
mengembangkan keterampilan intelektual, sosial dan mengurus diri sendiri dan
remedial bagi yang kesulitan belajar.
9.
Program
Orientasi dan Mobilitas
·
Kegiatannya:
melatih indra-indra mengembangkan kemampuan orientasi lingkungan disekitarnya
dengan menggunakan indera-indera yang masih berfungsi.
Melatih gerak,
berpindah tempat berjalan dengan tongkat maupun sendiri.
·
Tujuannya:
mengembangkan keterampilan orientasi dan mobilitas agar dapat bepergian,
berjalan dengan aman dan lancer, mengadakan hubungan sosial dengan baik.
Program Rehabilitasi untuk Berbagai Jenis Kelainan
Paling tidak ada lima jenis anak atau individu yang mengalami
kelainan, dimana setiap jenis mempunyai ciri dan karakteristik sendiri. Sudah
tentu rehabilitasi yang diberikan disesuaikan dengan jenis dan karakteristik
kelainan anak atau individu tersebut, seperti misalnya:
a.
Tunanetra
1.
Mendapat
laporan fisik dan mata
2.
Biasanya
rehabilitasi counselor datang kerumah untuk melatih keterampilan melakukan
kegiatan sehari-hari (Activity of Daily Living)
3.
Rehabilitasi
bagi tunanetra biasanya termasuk belajar disuatu tempat latihan kerja, melatih
keterampilan komunikasi, belajar berjalan dengan tongkat, melatih indra-indra
pendengaran.
4.
Mengembangkan
gambaran diri (self image, body image), melatih cara poster yang baik.
5.
Membantu
penyandang tunanetra untuk berhubungan dengan orang lain, menempatkan diri
bagaimana menghadapi sikap yang merendah, dan selalu ingin menolong.
6.
Member
bimbingan kepada keluarga, dimana keluarga harus belajar kapan anak perlu
dibantu dan kapan membiarkan anak melakukan kegiatannya sendiri.
7.
Program yang
diberikan biasanya: orientasi dan mobilitas, rekreasi, vokasional, psikologis,
pelayanan sosial, pendidikandan latihan dan okupasional.
b.
Tunarungu Wicara
Tunarungu wicara masalah utamanya adalah dalam perkembangan
bicaranya, kemampuan dan berbahasa dan kesulitan dalam keterampilan komunikasi
baik verbal maupun non verbal.
Biasanya dimulai dengan evaluasi alat bicara, kemampuan bicara dan
kemampuan mendengar.
Program rehabilitasi yang diberikan biasanya adalah program bicara
dan pendengaran, program rekreasi, program vokasional, program psikologis.
Program pelayanan sosial dan program program pelayanan dan latihan.
c.
Tunagrahita
Tingkat kecerdasal dibawah normal, serta hambatan dan perkembangan
sosial.
Program rehabilitasi yang diberikan biasanya: program okupasional,
program rekreasi, program rehabilitasi fisik bagi yang berat, program bicara
karena sering disertai dengan gangguan bicara, program pelayanan sosial,
program psikologis, program vokasional yang didalamnya termasuk shalterd
workshop.
d.
Tunadaksa
Anak yang mempunyai tunadaksa ini ada dua jenis yaitu
·
Celebral Palsy
(CP)
1.
Disebabkan
karena jaringan otak
2.
Tidak ada
pengendalian otot dan gerak
3.
Ada gangguan
pengindraan dan kecerdasan
Program
rehailitasi yang diberikan harus memenuhi seluruh aspek. Celebral palsy
merupakan gangguan kompleks karena itu rehabilitasi harus disesuaikan dengan
kebutuhan anak
·
Poliomyelitis
Disebabkan oleh
virus pada neorosis system
Treatment dan
rehabilitasi
ü Evaluasi dari gangguan-gangguan fisik yang disebabkan oleh virus
ü Latihan otot melalui physioteraphi
ü Belajar mengggunakan alat-alat bantu
Program rehabilitasi yang diberikan berupa program fisik, maupun
terapi okupasional, program rekreasi, program vokasional, program psikologis,
program pelayanan sosial dan program pendidikan dan latihan.
e.
Tunalaras
Berbeda dengan kelainan fisik dan mental, tunalaras adalah
penyandang kelainan tingkah laku, yang disebabkan emosi dan perkembangan sosial
yang terhambat. Dimulai dengan evaluasi psikologis (emosi,sosial,dan
kecerdasan). Adapun program rehabilitasi yang diberikan adalah: psikologis,
internalisasi nilai, re-adjustmen, modifikasi perilaku, program rekreasi,
program vokasionalda program pelayanan sosial.
2.3
Tenaga-tenaga
rehabilitasi
Dalam melakukan rehabilitasi
terdapat banyak orang yang terlibat didalamnya yang terdiri dari tenaga medis
dan tenaga non medis.
A. Tenaga-Tenaga Rahabilitas Medis
Ø Psychiatrist
Adalah dokter dengan spesialisasi dalam diagnosis,tretment dan
preventif gangguan-gangguan mental dan emosi.
Ø Neurolog
Adalah dokter ahli syaraf,mendiagnosa dan pemnyembuh
penyakit-penyakit organis dan gangguan-gangguan pada sistem syaraf.
Ø Ahli Ortopedi
Dokter ahli tulang atau bedah tulang, menangani penyakit dan
deformasi dari tulang,sendi-sendi,otot-otot dan sebagainya dengan menggunakan
prosedur terapi fisik (fisioterapi) medis atau pembedahan tulang.
Ø Ahli Opthalmologi
Mendiagnosa dan menangani penyakit pada mata. Dokter mata inin
menentukan sifat dan tingkat keparahan gangguan. Memeberikan pengobatan atau
melakukan pembedahan,mengarahkan prosedur medis dan rehabilitas untuk
meningkatkan penglihatan atau penggunaan sisa-sisa penglihatan semaksimal
mungkin,melatih mata.
B. Tenaga
-Tenaga Rehabilitas Non Medis
Ø Psikolog Rehabilitas
Adalah
Psikolog yang mencurahkan perhatian dan waktunya pada rehabilitas,terutama yang
menyangkut psikologis klinis,dan konseling.
Ø Social Worker (Pekerja Sosial)
Sebagai
tenaga profesional, Social worker atau pekerja sosial merupakan tenaga dengan
keterampilan tinggi yang spesialisasinya membentuk individu, keluarga yang
mengalami problem-problem personal yang bersumber dari adanya penyakit atau
kelainan, masalah-masalah yang berkaitan dengan pekerjaan, finansial, kehidupan
sosial, perawatan dan reaksi-reaksi emosi.
Ø Penyuluh Rehabilitas ( Rehabilitation Counselor)
Ialah
tenaga profesional yang berlatar belakang latihan khusus, berbentuk pengetahuan
dan keterampilan untuk meng-evaluasi dan menuntun,memberikan petunjuk
individu-individu yang mengalami kelainan fisik, mental dan emosional pada
berbagai tingkatan dalam proses rehabilitas.
Ø Ahli Pendidikan Luar Biasa
Ialah
tenaga profesional yang berlatar belakang pendidikan khusus untuk anak luar
biasa, dengan berbekal keterampilan pendidikan khusus dapat memberikan layanan
rehabilitas pendidikan, bimbingan dan penyuluhan, keterampilan pada individu
yang mengalami kelainan, keluarga, dan masyarakat.
Ø Ahli Patolog Bicara dan Audiolog
Dalam
bidang rehabilitas speeck pathologis dan audiologist berfungsi dalam berbagai
macam setting, misalnya pada rehabilitas medis, rehabilitas
vokasional,pusat-pusat gangguan komunikasi, di sekolah luar biasa.
Ø Ahli Terapi Rekreasi
Ahli
terapi rekreasi menyusun rencana dan program, memimpin aktivitas-aktivitas
rekreasi untuk para klien.
Ø Ahli Terapi Fisik
Memegang
peranan penting dalam rehabilitas penyandang kelainan fisik dan bertanggung
jawab atas evaluasi dari pada kemampuan fisik dan keterbatasan fisik dan
melaksanakan treatment sesuai dengan kesepakatan tim.
Ø Prostetist dan Orthotist
Adalah
tenaga profesional yang mempunyai keahlian sebagai tehnisi dalam
mengukur,membuat dan mengepaskan komponen rubuh palsu (kaki palsu,tangan palsu)
atau alat-alat penunjang bagian tubuh yang lumpuh,lemah atau sakit.
Ø Ahli Terapi Okupasional
Membantu
individu mencapai dan meningkatkan kemampuan untuk menjalankan fungsinya dalam
activity of daily living (Aktivitas kehidupan sehari-hari),ke tingkat
kemandirian semaksimal mungkin.
Ø Instruktur Orientasi dan Mobilitas
Melatih
penyandang tunanetra untuk mengembangkan keterampilan orientasi diri dalam
lingkungannya dan bergerak, berpindah tempat secara mandiri dan aman serta
penuh kepercayaan diri.
2.4
Hasil observasi
Ø Jenis rehabilitasi
SD Bhakti
Wiyata Bratang bukan sekolah luar biasa (SLB), juga bukan sekolah INKLUSI, tetapi
sekolah formal. Anehnya sekolah SD formal ini siswa-siswanya terdiri dari anak
berkebutuhan khusus (ABK). ABK tersebut terdiri dari 60 siswa dengan, yakni 29 anak autis, 16 AKB, 2 CIPI 9 down syndrom dan 3 slow learner
dengan jumlah guru 32 orang. Didalam pembelajaran yang dilakukan di SD Bhakti
Wiyata menerapkan rehabilitasi
Sosial ( Social Rehabilitation ), yang bertujuan untuk
· Memulihkan kembali rasa harga diri, percaya diri, kesadaarn serta
tanggung jawab terhadap masa depan diri, keluarga maupun
masyarakat atau lingkungan sosialnya.
· Memulihkan kembali kemauan dan kemampuan untuk dapat melaksanakan
fungsi sosialnya secara wajar.
Sebenarnya Rehabilitasi social yang kami maksudkan disini adalah
pemberian terapi perilaku yang dilakukan secara individual yakni 1 guru 1
sampai 2 murid. Dimana terapi perilaku ini dilakukan 1 jam setelah jam setelah
pembelajaran kognitif yang dilakukan 1 jam juga.
Ø Program-program rehabilitasi
Program pembelajaran dan rehabilitasi yang diberikan kepada ABK disesuaikan dengan kebutuhan anak, jadi
meskipun program pembelajaran dan rehabilitasinya
mengacu kepada kurikulum umum tetapi tetap disesuaikan dengan kebutuhan anak
yakni kurikulum itu dimodifikasi oleh guru.
Guru-guru yang berada di SD Bhakti
Wiyata sangat fleksebel, artinya apapu bentuk pembelajarannya disesuaikan
dengan kebutuhan, kemampuan, dan kondisi anak.
Klasifikasi kelas di SD Bhakti Wiyata terbagi menjadi 3, yakni terapi
murni, pra kelas dan regular dan waktu pembelajarannya ada sift 1, 2 dan full
day. Dimana dalam proses pembelajarannya tidak menggunakan model pembelajaran
klasikal akan tetapi individual, yakni 1 guru memegang 1 anak dan ada juga yang
2 anak.
Program rehabilitasi yang diberikan diantaranya adalah
ü Program Therapi Fisik
ü Program therapy perilaku
ü Program Therapi Okupasional
ü Program bermain
ü Program therapy wicara
ü Program Psikologis
ü Program Pelayanan Sosial
ü Program Pendidikan dan Latihan
ü Program brain gym
Dalam pemberian program rehabilitasi tersebut diatas. Guru beracuan
pada PPI yang sudah dibuat dan seperti sekolah pada umumnya dan tiap akhir
semester melakukan ujian sebagai evaluasi hasil belajar dari para siswa yang
hasilnya akan dilaporkan pada orang tua masing-masing dalam buku raport dalam
bentuk narasi.
Ø Tenaga-tenaga rehabilitasi
1.
Kepala sekolah yang juga merangkap sebagai Psikolog
2.
Penyuluh
Rehabilitas ( Rehabilitation Counselor)
3.
Ahli Pendidikan
Luar Biasa
4.
Ahli Terapi
Fisik
5.
Ahli Terapi
Okupasional
6.
Instruktur brain gym
7.
Guru pendamping
BAB III
3.1
Kritik
SD Bhakti
Wiyata kurang terbuka pada mahasiswa dan instansi lainnya dalam menunjukkan
pemberian terapi-terapi yang dilakukan pada siswa. Sehingga mahasiswa yang
melakukan observasi agak kesulitan ketika mencari informasi yang lengkap
tentang cara dan metode pemberian terapi yang dilakukan disana .
Karena
kebanyakan siswa yang bersekolah di SD Bhakti Wiyata berasal dari keluarga
dengan tingkat perekonomian menengah keatas, mereka tidak pernah meminta
bantuan dana dari pihak dinas social dan lainnya karena sudah mengandalkan dana
dari iuran orang tua siswa.
3.2
Saran
Sebaiknya SD Bhakti bisa lebih terbuka dalam memberikan informasi tentang
pembelajaran dan pemberian terapi yang diberikan disana, terutama pada
mahasiswa pendidikan luar bisa guna menambag pengetahuan agar ketika sudah
terjun sendiri dalam menghadapi anak berkebutuhan khusus bisa memberi
pembelajaran dan rehabilitasi atau terapi-terapi dengan tepat, baik, dan
sesuai.
3.3
Kesimpulan
SD Bhakti Wiyata bukan sekolah luar biasa (SLB), juga bukan sekolah
INKLUSI, tetapi sekolah formal sedangkan
siswa-siswanya terdiri dari anak berkebutuhan khusus (ABK) Pembelajaran
yang diberikan selama 2 jam yakni : 1 jam untuk akademik dan 1 jam untuk terapi.
Dimana di sekolah ini siswa diberi program rehabilitasi dalam hal ini dalam
bentuk terapi-terapi yang bertujuan untuk
menjadikan anak berkebutuhan khusus yang bersekolah disana menjadi lebih
mandiri dan lebih baik dari sebelumnya serta mampu bertanggung jawab terhadap
masa depan dirinya, keluarga maupun masyarakat atau lingkungan sosialnya.
.